Berikut ini adalah daftar negara termiskin di dunia dengan pendapatan terendah di dunia :
7. Niger (PDB Per Kapita : $ 853, 43)
Republik Niger adalah sebuah negara yang terkurung oleh daratan yang terletak di sebelah barat Afrika. Niger berbatasan dengan Nigeria dan Benin di sebelah selatan, Mali di barat, Aljazair dan Libia di Utara dan Chad di sebelah timur. Nama Niger sendiri diambil dari sebuah nama sungai dan beribukota Niamey. Kemiskinan di negra ini diperburuk oleh kondisi politik, kerentanan dan ketidaksetabilan ekstrim terhadap guncangan eksogen dan ketidaksetaraan yang mempengaruhi anak perempuan, wanita, dan anak-anak secara tidak proporsional. Pada bulan Januari 2000, pemerintah Niger yang baru terpilih mewarisi maslah keuangan dan ekonomi yang sangat serius.
6. Republik Afrika Tengah (PDB Per Kapita : $ 827, 93)
Negara yang dulu bernama Ubangi-Sahiri sewaktu masih dijajah Prancis ini, merdeka pada tahun 1960. Selepas tiga dasawarsa bergolak akibat pemerintahan militer silih berganti, akhirnya pemerintahan sipil berkuasa pada tahun 1993. Namun demikian, pemerintahan ini bertahan selama satu dekade saja, dan pada maret 2003 suatu kudeta militer yang dipimpin oleh Jendral Francois Bozize telah menjatuhkan pemerintahan sipil pimpinan Presiden Ange-Felix Palasse dan mendirikan pemerintahan peralihan di sana. Meskipun Memiliki SD mineral yang cukup banyak, cadangan uranium di Bakouma, minyak mentah, emas, berlian, kayu, tenaga air dan lahan subur, negara ini tetap menjadi salahsatu negara termiskin di dunia. Berlian merupakan ekspor utama dari negra ini.
5. Eritrea (PDB Per Kapita : 792, 13)
Eritrean adalah sebuah negara yang terletak di bagian timur laut Afrika. Afrika berbatasan dengan Sudan di sebelah barat, Ethiopia di selatan dan Djibouti di sebelah tenggara, Laut Merah di sebelah timur Eritrea memisahkan negara itu dengan kawasan Timur Tengah. Bagian timur laut negara itu mempunyai garis pinggir pantai yang panjang yang menghadap Laut Merah dan berhadapan dengan Arah Saudi dan Yaman. Kepulauan Dahlak dan banyak pulau di Kepulauan Hanish merupakan bagian dari Eritrea. Kondisi Eritrean saat ini tidak membaik dan pertumbuhan PDB riil rata-rata 1,2% antara tahun 2005-2008, dan pada tahun 2009 pertumbuhan PDB diperkirakan 2,0%.
4. Burundi (PDB Per Kapita : $ 648, 58)
Negara yang tidak mempunyai wilayah laut ini menghadapi tekanan penduduk dan SDA yang sedikit , Burundi merupakan salah satu negara termiskin dan mempunyai paling banyak konflik di Afrika bahkan di dunia. Wilayah negara yang kecil seolah-olah menutupi maslah besar yang dihadapinya dalam mencari peyelesaian klaim supremasi dari minoritas Tutsi yang berkuasa dengan permintaan partisipasi politik dari suku mayoritas Hutu.
3. Zimbabwe (PDB Per Kapita : $ 589, 46}
Perekonomian negara ini terus mengalami kemerosotan selama beberapa waktu belakangan ini. Inflasi negara ini terus meningkat hingga 2,2 juta persen , yang menjadi inflasi tertinggi di dunia . Akibatnya Bank Sentral Zimbabwe sudah mengeluarkan 4 versi mata uang sampai sekarang. Terakhir bank sentral Zimbabwe mengeluarkan pecahan $ 100.000.000.000.000 (100 triliun dolar) yang menjadi uang dengan nomianal terbesar di dunia yang kemudian digantikan dengan dolar versi ke 4 dimana setiap $ 100.000.000.000.000 uang lama digantikan menjadi $ 1 uang baru. Dengan ekonomi yang terus memburuk sekarang bank sentral Zimbabwe memutuskan untuk membolehkan rakyatnya menggunakan mata uang dolar Amerika sebagai mata uang mereka untuk menstabilkan kembali ekonomi Zimbabwe.
2. Liberia (PDB Per Kapita : $ 416, 04)
Baru-baru ini Liberia dilanda perang saudara (1989-1996 dan 1999-2003) yang mengakibatkan ratusan ribu penduduknaya mengungsi dan menghancurkan perekonomian negara itu. Sekarang negara itu sedang memulihkan diri dari efek perang dan dislokasi ekonomi terkait. Lebih dari 85% dari keseluruhan penduduknya hidup dengan pendapatan di bawah $ 1 per hari.
1. Republik Demokratik Kongo (PDB per kapita : $ 394, 25)
Perang saudara yang berlangsung berkepanjangan di negara itu sejak 1998 telah menyeret wilayah itu dan negara-negara di sekitarnya ke dalam kehancuran. Aksi kekerasan tersebut telah menghancurkan insfrastruktur dan ekonomi negara hingga akhirnya PBB mengambil alih permasalahan di negara itu dan memaksa Presiden Joseph Kabila menyelenggarakan pemilu pada 30 Juli 2006.
